Kamis, 31 Maret 2011
intermesso
TIPS MEMIKAT SI DIA
Mungkin Anda pernah menjumpai seseorang yang serasa memiliki daya tarik magis,sampai banyak wanita mengerubutinya tanpa harus melakukan usaha ekstra. Tak semua orang memiliki kemampuan alami seperti itu. Tapi jangan khawatir, semua pria bisa berubah jadi Mr Charming, tentunya dengan beberapa usaha yang harus dilakukan. Coba Anda simak beberapa tips di bawah ini.
- Beri kesan gagah pada penampilan Anda. Sadari Anda hanya memiliki sekali kesempatan untuk membuat kesan pertama yang menggoda.
- Buat perasaannya tersentuh lewat suara, parfum, busana dan penampilan Anda.
- Beri dia alasan untuk terus memikirkan Anda. Pakai parfum yang beraroma maskulin yang akan menghantui kenangannya, pakaian yang menarik yang membuat dia terbayang, senyuman yang tak akan dilupakannya.
- Goda dia dengan mengirimkan sinyal-sinyal ketertarikan lewat bahasa tubuh.
- Perlakukan dia layaknya dialah pusat dunia Anda. Fokuskan perhatian penuh padanya dan tahan semua godaan.
- Dengarkan dengan seksama apa yang dikatakannya, dan tanggapi dengan penuh respek apa pun pendapatnya.
- Tanyakan soal apa yang jadi ketertarikannya, soal pekerjaan dan hobinya. Beri perhatian secara detail.
- Bersikaplah jujur dan sopan. Tepati janji Anda. Teleponlah jika Anda mengatakan akan meneleponnya. Datanglah tepat waktu saat Anda janjian dengannya. Jangan memberinya janji jika Anda tak yakin bisa menepati.
- Tunjukkan padanya kalau Anda berbeda dengan pria-pria lain. Tekankan orisinalitas Anda lewat kepribadian, kecerdasan dan tingkah laku Anda. Jangan berpura-pura jadi orang lain.
- Jangan membual, terutama soal pengalaman Anda dengan wanita di masa lalu.
- Tinggalkan sesuatu dalam imajinasinya. Jangan ungkapkan semua dalam sekali bertemu. Misteri dapat jadi provokasi dan menarik para wanita.
Apa Anda siap melakukan semua tips di atas? Selamat mencoba, dan temukan hasilnya
TM2 Mifta'ul Ulum 1105111304
PENGEMBANGAN KAMUS ELEKTRONIK
AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS KORPUS
ABSTRAK
Kamus berperan penting dalam pembelajaran bahasa karena dapat meningkatkan
pengetahuan akan kosakata. Penggunaan kamus mungkin hanya minimal pada
saat berbicara, namun penting pada saat membaca dan menulis (Cook, 2001: 68).
Peran kamus semakin penting dalam bidang ilmu yang lebih khusus, yang
memiliki berbagai istilah khusus, yang juga disebut kosakata teknis. Namun
demikian, hingga saat ini, hanya sedikit penelitian yang berkaitan dengan
kosakata teknis (Chung & Nation, 2003:114). Oleh sebab itu, penelitian ini
berkaitan erat dengan penyusunan kosakata teknis di satu bidang ilmu tertentu,
yaitu Akuntansi Keuangan.
Seiring dengan perkembangan teknologi di era ini, kamus sudah cukup
banyak yang berbentuk elektronik. Crystal (1995/2003: 446) bahkan menyebutkan
bahwa era ini menghasilkan ledakan berbagai jenis kamus berkat telah terjadinya
perkembangan yang sangat pesat dalam studi leksikon dengan kompilasi basis
data leksikal atau korpus. Akan tetapi, perkembangan ini belum terlalu nampak di
Indonesia. Hingga saat ini hanya ada dua kamus elektronik Inggris-Indonesia yang
cukup dikenal, namun keduanya inipun hanya berupa kamus umum, bukan
terminografi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan cara
membuat dan mengembangkan kamus elektronik akuntansi keuangan Inggris-
Indonesia berbasis korpus.
Dua kelompok korpus yang disusun dalam penelitian ini berasal dari
Financial Accounting Standard (FAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
yang merupakan standar yang wajib diikuti dalam menyusun laporan keuangan.
Kedua korpus ini diproses dengan menggunakan dua peranti lunak komputer,
yaitu Range dan Concordance. Dari pemrosesan ini diperoleh lebih dari 600 entri
yang bisa dimasukkan dalam basis data. Penyusunan basis data dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Access, sedangkan pembuatan peranti lunak
kamus elektronik ini menggunakan program Visual Basic 6.0.
Kamus elektronik akuntansi keuangan Inggris-Indonesia yang dihasilkan
ini berupa freeware dan user-friendly. Sebagai freeware, kamus elektronik ini
boleh disalin oleh siapa saja tanpa harus membayar biaya royalti. Hal ini bisa
membuat nama Jurusan Sastra Inggris semakin terkenal di berbagai tempat,
karena kamus ini, yang membawa nama Jurusan Sastra Inggris – Unair, akan
dapat diunduh oleh siapa saja di seluruh dunia. Sifat yang user-friendly
memungkinkan kamus ini tidak hanya mudah digunakaa, tetapi juga mudah
diperbarui oleh siapa pun. Dengan demikian, kamus elektronik ini akan bisa terus
mengikuti perkembangan kosakata teknis dan penerjemahan istilah yang selalu
berubah dan berkembang dengan pesat.
Kamus Bilingual dan Pemakainya
Kamus bilingual mempunyai banyak fungsi, hal itu terjadi dikarenakan kamus
tersebut digunakan untuk berbagai pekerjaan oleh para kelompok pemakainya,
seperti para pelajar, penerjemah, para ilmuwan dan beberapa orang yang
berkepentingan. Oleh karena itu pembahasan mengenai fungsi-fungsi kamus
bilingual harus dibatasi kepada mereka yang dianggap paling khusus yang
mewakili semua jenis pemakainya. Pemakai khususnya adalah seseorag yang
menguasai dua bahasa yang tidak mengetahui pengetahuan pada beberapa aspek
dari dua bahasa tersebut pada pengetahuan bahasa pertamanya, (contoh: seorang
penerjemah) dan seseorang yang membutuhkan pengetahuan untuk berkomunikasi
dalam bahasa pertama dan bahasa kedua, atau seseorang yang benar-benar ingin
menguasai dua bahasa (seorang pelajar), yaitu seseorang yang ingin dapat
berkomunikasi dengan para penutur bahasa kedua. Pemakai khusus lainnya adalah
seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk menjadi sesorang yang mampu
menguasai dua bahasa tetapi orang tersebut harus atau ingin mencapai tingkat
pemahaman dalam berkomunikasi (contoh: pedagang, ilmuwan, atau wisatawan)
Apabila kita menyamakan ketiga tipe para pemakai khusus kamus
bilingual tersebut, dapat kita katakan bahwa kamus bilingual digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang salah satu atau dua bahasa tersebut, yang mana
pengetahuan yang paling penting adalah pengetahuan untuk berkomunikasi. Oleh
karena itu kamus-kamus bilingual tersebut bukan merupakan kamus deskriptif
dimana aspek komunikasi tidaklah penting, tetapi kamus-kamus tersebut adalah
kamus pendidikan yang digunakan para pelajar.
Sebuah istilah yang lebih umum untuk kamus pendidikan adalah predictive
(dapat diprediksi). Oleh karena itu kamus predictive akan menjadi tipe khusus dari
kamus deskriptif, dimana fungsi yang paling pentingnya berorientasi pada
komunikasi. Dengan kata lain perkamusan deskriptif difokuskan pada merekam
dan memaparkan sebuah bahasa atau beberapa bahasa pada waktu tertentu
(synchronic dictionaries), atau kamus yang mengikuti perkembangan dari waktu
ke waktu (diachronic dictionaries). Seperti pada kamus deskriptif, baik
synchronic ataupun diachronic, kamus-kamus tersebut hanya meliputi sejarah dari
bahasa yang bersangkutan, karena terbukti pada kemunculannya yang ditemukan
di dalam korpus. Di sisi lain, kamus-kamus predictive disusun untuk membantu
para pemakainya membuat serangkaian peristiwa dengan bentuk dan arti pada
bahasa kedua dalam bentuk lampau.
Kamus-kamus bilingual utamanya digunakan untuk prediksi. Sama seperti
kamus monolingual yang paling sering merupakan kamus besar bersejarah harus
menjadi kamus deskriptif dibandingkan dengan kamus lainnya (contoh: OED),
seperti kamus besar synchronic lainnya (contoh: Merriam Webster’s Third New
International). Di samping itu, kamus-kamus yang lebih kecil lainnya berusaha
untuk menggabungkan deskripsi dengan prediksi. Sebuah contoh yang bagus
dapat dilihat pada COD (Concise Oxford Dictionary) pada edisi ketujuh ini
penggunaan-penggunaan yang tidak dapat diperdebatkan dan ditandai oleh
beberapa tanda khusus. Pada perkamusan monolingual dalam bahasa Inggris ada
kamus monolingual jenis baru yang telah berkembang, di mana tujuan utamanya
menitikberatkan pada prediksi, contoh: kamus monolingual bagi para pelajar;
Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English.
Sebuah kamus predictive harus menyediakan berbagai macam fakta-fakta
linguistik (deskripsi), hal ini dapat membuat para pemakainya untuk berbahasa
sesuai dengan tatanan bahasa yang benar seperti para penutur aslinya (prediksi).
Sama seperti kamus-kamus bilingual, kamus-kamus tersebut seharusnya dapat
membuat para pemakainya untuk berbahasa baik seperti seorang penutur asli dari
bahasa tersebut (contoh: untuk produksi), atau seperti seorang bilingual yang
kompeten (contoh: untuk terjemahan).
Setelah fungsi dari kamus telah dijelaskan, para pemakainya diberi
penegertian tentang pentingnya perkamusan sebanyak representasi pengetahuan
tentang kamus tersebut (contoh: deskripsi). Adapun para pemakainya yang harus
menginterpretasikan sebuah kaidah dari penjabaran kamus. Seorang pemakai
kamus yang berkemampuan tinggi dapat mengambil cukup banyak informasi
bahkan dari kamus yang primitif dan tidak lengkap sekalipun.
Pentingnya para pengguna kamus dalam perkamusan terlambat
diperhatikan, meskipun para ahli perkamusan telah memperhatikan sebuah fakta
bahwa kamus dapat dikatakan sebagai kamus yang bagus ketika kamus tersebut
bermanfaat bagi para pemakainya. Penyesuaian kamus-kamus untuk pemakainya
telah menjadi suatu alat tambahan yang mudah digunakan. Untuk membuat
sebuah kamus yang lebih mudah digunakan, perlu diketahui siapa pemakainya dan
untuk apa kamus itu digunakan.
Kamus bilingual berbeda dengan kamus monolingual dengan menjadi
kamus bilingual. Kamus bilingual dapat digunakan pada situasi yang sama seperti
kamus monolingual, akan tetapi kamus monolingual tidak dapat digunakan dalam
situasi yang sama dimana sebuah kamus harus menghubungkan dua bahasa atau
lebih. Menurut sebuah survei dari beberapa uraian singkat isi buku, pendahuluan,
dan alat publisitas menunjukkan bahwa ada tiga jenis tipe kamus bilingual yang
paling sering digunakan yaitu kamus bilingual untuk para pelajar, penerjemah dan
wisatawan. Demikian juga pada kamus-kamus bilingual Collins, contohnya pada
Collins-Robert French-English English-French Dictionary, para calon pemakainya
dideskripsikan sebagai berikut: “...untuk kepentingan kajian bahasa Perancis dan
terjemahan” (pada sampul belakang). Pada Kosciuszko English-Poliosh
Dictionary, para pemakainya adalah pembaca umum, penerjemah dan pelajar.
Ada beberapa pemakai kamus menurut analisa Kuhn dari level terbawah.
Yang pertama adalah para pelajar yang membutuhkan kamus untuk mempelajari,
memproduksi dan menterjemahkan teks. Para penerjemah menggunakan kamus
bilingual untuk terjemahan umun dan khusus. Diamping itu, para wisatawan
menggunakan kamus bilingual untuk berkomunikasi dengan berbagai cara.
Kategori lainnya dari para pemakainya dapat menggunakan kamus bilingual
sebagai sarana penerimaaan teks.
Lebih jauhnya, kita harus mengetahui jenis-jenis informasi yang sering
ditanyakan oleh para pemakainya. Jenis informasi yang sering ditanyakan adalah
informasi tentang makna atau arti, dijelaskan dalam kamus bilingual dengan
memberikan makna yang sesuai. Jenis informasi yang juga sering dicari adalah
tata bahasa. Hal ini sangat penting untuk para pemakai kamus ketika mencari
kata-kata yang mereka cari keterangannya (bukan dari jenis informasinya),
pemakai kamus lebih fokus pada kata-kata yang sesuai dengan tata bahasa yang
mana kata-kata tersebut paling sering mereka lihat di kamus. Dengan kata lain,
bukan tata bahasa yang seperti itu yang mereka cari tetapi lebih pada informasi
tentang penguraian-penguraian dari beberapa jenis tata bahasa yang dibutuhkan
oleh para pemakai kamus.
Penemuan-penemuan Tomaszczyk memberikan keterangan yang lebih
jelas, bahwa banyak pelajar menggunakan kamus bilingual untuk tata bahasa yang
diterima daripada tata bahasa yang produktif. Perbandingan para pemakai kamus
yang menggunakan kamus bilingual untuk mencari tata bahasa adalah 70% dan
59%. Sama seperti pada beberapa bidang tertentu, terjemahan yang mudah
dimengerti telah terlihat sebagai jenis yang paling penting. Jenis selanjutnya
adalah untuk membaca. Hanya ada satu perbedaan antara pemakai dan pelajar dari
sebuah bahasa asing yang sesuai dengan bidang mereka, perbedaan itu menurut
Tomaszczyk adalah bahwa yang pertama diindikasikan merupakan terjemahan
bahasa pertama-bahasa kedua sebagai jenis yang paling sering muncul daripada
membaca, sementara kelompok membaca yang lain lebih sering muncul. Menulis,
berbicara dan mendengarkan mengikuti kemudian, susunan ini ada pada kedua
kelompok yang dibuat oleh Tomaszczyk. Lain halnya dengan Hartman yang
membuat susunan dari yang paling sering muncul mulai dari menulis,
mendengarkan dan percakapan. Masalah denagn penggunaan istilah terjemahan
adalah bahwa terjemahan tersebut tidak didefinisikan, dan ada beberapa penulis
yang menurut mereka terjemahan itu melibatkan semua penggunaan bahasa
kedua.
Kamus Elektronik Inggris – Indonesia
Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan sebagai kamus elektronik adalah kamus
yang berupa peranti lunak dan bisa diinstal ke komputer. Dalam hal ini, kamus
elektronik yang tidak bisa diinstal ke komputer, misalnya kamus yang dipasarkan
oleh AlfaLink tidak termasuk dalam pembahasan. Alasan utamanya adalah karena
kamus tersebut menggunakan alat tertentu yang harganya cukup mahal dan tidak
bisa diinstal ke komputer, sehingga penyebarannya sangat terbatas.
Terdapat dua versi kamus elektronik bilingual Inggris-Indonesia yang
cukup luas tersedia, yaitu Linguist Version 1.0 dan Indict Version 2.0. Peranti
lunak Linguist Version 1.0 mulai dipublikasikan sejak tahun 1997, sedangkan
InDict Version 2.0 baru muncul tahun 2004. Akan tetapi, kedua kamus elektronik
ini hanya berisi kosakata umum, bukan terminologi.
Linguist Version 1.0 dibuat oleh William D. Powell di bawah naungan PT
Atlantis Programma Prima. Untuk menerjemahkan kata-kata dengan
menggunakan Linguist, kita pertama-tama harus mengeklik ganda ikon Linguist,
yang biasanya sudah ada di desktop setelah program ini diinstal ke komputer.
Tampilannya adalah sebagai berikut:
Kata yang ingin dicari terjemahannya cukup diketik di kotak yang di
tengah tersebut atau lakukan copy/paste dari kata yang ada dalam dokumen lain,
kemudian tekan Enter atau tekan tombol OK, maka terjemahannya akan muncul
di kotak yang sebelah kanan. Posisi kata tersebut beserta beberapa kata sebelum
dan sesudahnya, ditampilkan di kotak yang sebelah kiri. Dalam contoh di atas,
kata yang dicari terjemahannya adalah kata look. Dalam hal ini, kamus yang
pertama aktif pada saat program ini dijalankan adalah kamus Inggris – Indonesia.
Jika kata yang dicari tidak ada, atau jika kata bahasa Indonesia yang diketikkan,
maka akan muncul jendela baru yang menanyakan apakah ingin mencari di kamus
berikutnya. Dengan menekan enter atau mengeklik tombol Yes, maka basis data
akan berpindah ke kamus Indonesia – Inggris.
Kelemahan dari kamus Linguist adalah tidak tersedianya kolokasi, padahal
dalam bahasa Inggris, hal ini sangat penting. Gabungan suatu verba dalam bahasa
Inggris dengan preposisi yang berbeda-beda tentu akan menghasilkan makna yang
berbeda-beda pula. Contoh kata look di atas hanya tersedia terjemahan untuk kata
tersebut dalam isolasi. Padahal, jika kata tersebut digabung dengan preposisi
tertentu, misalnya after atau ahead, maka artinya tentu akan berbeda. Kelemahan
dari kamus ini ditutupi oleh kamus Indict, yang dipublikasikan tujuh tahun setelah
kamus Linguist. Berbeda, dengan kamus Linguist, nama penulis dari kamus Indict
ini kurang jelas, hanya tertera nama Kang Jaim. Selain itu, tidak ada juga
informasi mengenai perusahaan atau lembaga yang memproduksinya. Akan tetapi,
peranti lunak dari kamus ini sudah cukup mudah didapatkan di antara komunitas
komputer di Internet.
Tampilannya kamus Indict untuk pencarian terjemahan kata look adalah
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Korpus
Untuk mengumpulkan korpus, peneliti pertama-tama mencari sumber data yang
berkaitan erat dengan disiplin ilmu Akuntansi Keuangan. Melalui wawancara
awal dengan para pengajar akuntansi di Universitas Airlangga, peneliti
mengetahui badan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Amerika Serikat.
Badan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat adalah FASB (financial
accounting standard board) yang menerbitkan financial accounting standards
(FAS). Sedangkan badan standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah Ikantan
Akuntan Indonesia (IAI) yang menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Data FAS tersedia secara online melalui situs Web www.fasb.org. Akan
tetapi, semua file FAS berformat .pdf sehingga hanya bisa dibuka dengan
menggunakan program Adobe Acrobat. Untuk dijadikan korpus, file ini harus
dikonversi terlebih dulu dengan menggunakan peranti lunak Solid Converter PDF
Version 3.0. Peranti lunak ini mengubah file berformat .pdf menjadi .doc yang
bisa dibuka dengan menggunakan program MicroSoft Word. File yang berbentuk
.doc tersebut nantinya akan bisa di Save As menjadi .txt sehingga dapat diproses
lebih lanjut.
Berbeda dengan FAS yang tersedia online, SAK hanya tersedia dalam
bentuk cetakan (buku). SAK ini pertama-tama harus dipindai dulu dengan
menggunakan Pemindai Mikrotek yang memiliki kemampuan OCR (Optical
Character Recognition) yang cukup baik. Semua halaman buku tersebut akan
dipindai satu-persatu dan hasilnya adalah file dengan format .doc yang bida
dibukan dengan menggunakan program MicroSoft Word. Oleh karena OCR pada
dasarnya memindai dan membaca kata-kata dalam bahasa Inggris, hasil
pemindaian untuk teks bahasa Indonesia masih kurang sempurna. Oleh sebab itu,
peneliti menggunakan peranti lunak Dewan Eja Pro yang dibuat oleh The Name
Technology Sdn. Bhd. Dewan Eja Pro adalah peranti lunak yang cukup sempurna
dalam memeriksa ejaan untuk bahasa Melayu. Hingga saat ini, belum ada peranti
lunak yang cukup bagus dalam memeriksa ejaan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu,
Dewan Eja Pro yang digunakan oleh peneliti. Setelah semua kesalahan ejaan
dikoreksi, peneliti menyimpan file tersebut dalam format .txt untuk pemrosesan
lebih lanjut.
Untuk mendapatkan kosakata teknis dari masing-masing file, peneliti
mengunakan dua jenis peranti lunak. Pertama, peranti lunak Range digunakan
untuk file dari FAS. Peranti lunak ini bisa menunjukkan kata-kata mana saja yang
termasuk kosakata berfrekuensi tinggi, kosakata akademik, dan kosakata lainnya
dalam teks berbahasa Inggris. Selanjutnya, peranti lunak Concordance versi 3.2.
dugunakan untuk file dari SAK. Peranti lunak ini digunakan untuk menghitung
secara otomatis frekuensi kata. Hasil kedua peranti lunak tersebut akan
diselaraskan untuk menghasilkan ekuivalensi yang paling tepat untuk masingmasing
kata yang akan dijadikan entri atau lema dalam kamus Akuntansi
Keuangan yang akan dibuat.
Teknik Pembuatan Kamus Elektronik
Kamus elektronik yang akan dibuat ini diharapkan dapat diinstal di komputer
desktop, laptop, PDA, dan telepon selular yang memiliki memori minimal 64MB.
Langkah pertama dalam pembuata kamus elektronik ini adalah pembuatan basis
data elektronik. Basis data ini terdiri atas kosakata bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia yang akan menjadi lema dan ekuivalen dalam kamus elektronik yang
akan dibuay. Basis data ini diatur dengan menggunakan peranti lunak Microsoft
Access. Peranti lunak ini dipilih karena telah tersedia dalam paket Microsoft
Office, bersama dengan Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint.
Selanjutnya, pemrograman dilakukan dengan menggunakan Visual Basic
versi 6. Program ini dipilih karena cukup mudah dipahami dan dijalankan. Sesuai
dengan namanya, Visual Basic menggunakan bahasa komputer yaitu Basic,
namun tampilannya sudah Visual, sehingga kita tidak perlu terlalu banyak
berhadapan dengan bahasa komputer saja.
menyamakan font di setiap file, dengan menggunakan menu Format dan Font. Di
jendela font tersebut, skala diatur 100%, sedangkan spacing and position diatur
normal. Hasilnya, ukuran file menjadi cukup kecil sehingga mudah diproses lebih
lanjut.Setelah semua penyesuaian di atas dilakukan, keenam file tersebut
disatukan dalam satu file, kemudian di Save As menjadi .txt agar dapat dijalankan
dengan program Range. Peranti lunak Range ini digunakan untuk menunjukkan
kata-kata mana saja yang termasuk kosakata berfrekuensi tinggi, kosakata
akademik, dan kosakata lainnya dalam teks berbahasa Inggris. Oleh karena
penelitian ini berfokus pada terminologi atau kosakata teknis, kelompok kosakata
lainnya diblok dengan menggunakan tiga daftar kata-kata (wordlist) yang sudah
ada di dalam program Range tersebut. Ketiga daftar kata-kata ini berisi kosakata
berfrekuensi tinggi dan kosakata akademis. Dengan mengeblok kata-kata tersebut,
hasil program Range hanya menunjukkan kosakata teknis dan kosakata
berfrekuensi rendah. Hasil program Range ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Program Range
Daftar Kata Token / % Tipe / %
Satu 94045/72,4 1328/34,1
Dua 4266/ 3,3 309/ 7,9
Tiga 17903/13,8 936/24,0
Tidak ada dalam daftar kata 13693/10,5 1325/34,0
Total 129907 3898
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kata yang diproses adalah
129.907 kata. Dari jumlah tersebut, terdapat 75,7% (72,4 + 3,3) yang ditemukan
di daftar kata Satu dan Dua. Artinya, 75,7% dari semua kata-kata yang ada di
dalam korpus termasuk dalam kosakata berfrekuensi tinggi. Selanjutnya, terdapat
13,8% yang termasuk dalam daftar kata Tiga, yang menunjukkan jumlah kosakata
akademis. Dengan demikian, ada 10,5% yang termasuk dalam kosakata teknis
atau kosakata berfrekuensi rendah. Dengan menghapus kosakata berfrekuensi
rendah, hasilnya adalah kosakata teknis yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2.
Jumlah kosakata teknis yang didapatkan adalah 600 kata. Akan tetapi, dalam tabel
tersebut, hanya dimasukkan lima persennya saja untuk menghemat jumlah
halaman. Daftar lengkapnya tersedia di peranti lunak kamus terminografi yang
dibuat bersamaan dengan penelitian ini.
Tabel 4.2 Daftar 30 Kosakata Teknis Akuntansi Keuangan Bahasa Inggris
No Kosakata Frekuensi
1. Asset 2091
2. Liability 1084
3. Cash 517
4. Transferor 342
5. Disclosure 327
6. Transaction 268
7. Obligation 262
8. Securitization 162
9. Pension 154
10. Guidance 143
11. Receivable 132
28
12. Fiscal 128
13. Mortgage 99
14. Equity 98
15. Transferee 89
16. Discount 86
17. Pronouncement 78
18. Amortization 75
19. Disclose 64
20. Eligible 61
21. Interim 55
22. Lease 45
23. Debtor 42
24. Issuance 40
25. Recourse 40
26. Disclose 39
27. Inception 36
28. Inventory 36
29. Premium 36
30. Hedge 30
Setelah mendapatkan kosakata teknis akuntansi keuangan dalam bahasa
Inggris, peneliti selanjutnya mencari padanannya yang sesuai dalam bahasa
Indonesia. Hal ini dijelaskan dalam sub-bab berikutnya.
Terminologi Akuntansi Keuangan dalam Bahasa Indonesia
Di Indonesia, badan standar akuntansi keuangan berada di bawah Ikantan Akuntan
Indonesia (IAI). Standar yang diterbitkan disebut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK). Menurut situs Web IAI, sejarah berdirinya lembaga ini diprakarsai oleh
Prof. Soemardjo yang lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun
1956. Bersama dengan para akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri,
yaitu Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem,
yang lulus pertengahan tahun 1957, Prof. Soemardjo mengambil prakarsa
mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya,
mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van
Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants).
Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua
lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan
di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan
akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan
yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan
Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk
menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai
ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara
sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris.
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya
berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di
aula UI pada pukul 19.30.
Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang merupakan pegangan bagi para akuntan untuk menyusun laporan
keuangan. Tanpa adanya standar ini maka tidak akan didapat pembakuan dalam
proses pencatatan suatu transaksi dan pelaporannya. Keanekaragaman ini akan
berakibat pada tidak dapat dibandingkannya suatu laporan keuangan perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Bagi akuntan publik, standar ini dipergunakan sebagai
pedoman dalam melakukan audit.
Berbeda dengan FAS yang tersedia online, SAK hanya tersedia dalam
bentuk cetakan (buku). SAK ini pertama-tama harus dipindai dulu dengan
menggunakan Pemindai Mikrotek yang memiliki kemampuan OCR (Optical
Character Recognition) yang cukup baik. Semua halaman buku tersebut akan
dipindai satu-persatu dan hasilnya adalah file dengan format .doc yang bida
dibukan dengan menggunakan program MicroSoft Word. Oleh karena OCR pada
dasarnya memindai dan membaca kata-kata dalam bahasa Inggris, hasil
pemindaian untuk teks bahasa Indonesia masih kurang sempurna. Oleh sebab itu,
peneliti menggunakan peranti lunak Dewan Eja Pro yang dibuat oleh The Name
Technology Sdn. Bhd. Dewan Eja Pro adalah peranti lunak yang cukup sempurna
dalam memeriksa ejaan untuk bahasa Melayu. Hingga saat ini, belum ada peranti
lunak yang cukup bagus dalam memeriksa ejaan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu,
Dewan Eja Pro yang digunakan oleh peneliti. Setelah semua kesalahan ejaan
dikoreksi, peneliti menyimpan file tersebut dalam format .txt untuk pemrosesan
lebih lanjut.
Selanjutnya, peranti lunak Concordance versi 3.2. digunakan menghitung
menyusun daftar kata-kata yang ada dalam file tersebut secara otomatis. Program
Concordance bisa digunakan untuk melakukan konkordansi, daftar kata, dan index
dari teks elektronik. Selain itu, program ini juga bisa digunakan untuk menghitung
frekuensi kata, menemukan frasa, lematisasi, dan melihat kolokasi kata. Program
ini bisa digunakan untuk berbagai jenis bahasa, khususnya yang menggunakan
tulisan latin. Dalam hal ini, bahasa Indonesia tentu bisa dianalisis dengan
menggunakan program ini.
Tabel 4.3 menyajikan daftar kosakata teknis akuntansi keuangan bahasa
Indonesia yang dihasilkan dari program Concordance. Akan tetapi, sama dengan
kosakata teknis akuntansi keuangan bahasa Inggris, yang disajikan di sini hanya
30 kosakata saja.
No. Kosakata
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Pos
4. Laba
5. Ekuitas
6. Peristiwa
7. Modal
8. Neraca
9. Rugi
10. Sewa
11. Transaksi
12. Pengeluaran
13. Pajak
14. Pinjaman
15. Saham
16. Saldo
17. Kinerja
18. Dividen
32
19. Garansi
20. Kreditor
21. Residual
22. Perseroan
23. Kurs
24. Bunga
25. Rabat
26. Valuta
27. Agregat
28. Konversi
29. Sekuritas
30. Penyusutan
Pembuatan Kamus Elektronik Bilingual
Langkah pertama untuk membuat kamus elektronik bilingual, sama dengan
pembuatan kamus bilingual pada umumnya, adalah menentukan ekuivalen atau
terjemahan dari setiap kata yang ada di bahasa sumber. Dalam hal ini, penulis
harus menentukan padanan bahasa Indonesia dari setiap lema bahasa Inggris.
Seperti yang disebutkan dalam sub-bab 4.1, terdapat 600 kosakata yang termasuk
dalam kosakata teknis akuntansi keuangan dalam bahasa Inggris. Ke enam ratus
kosakata ini dicari padanan atau ekuivalensinya dalam bahasa Indonesia dengan
menyelaraskannya dengan daftar kosakata yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan, yang dijelaskan dalam sub-bab 4.2. Salah satu contohnya
adalah kata liability dalam bahasa Inggris, memiliki padanan kata kewajiban
dalam bahasa Indonesia.
Oleh karena kosakata teknis tidak hanya berupa kata tunggal, melainkan
juga kata majemuk, peneliti melakukan perluasan dari lema yang ada.
Sebagaimana yang terlihat dalam sub-bab 4.1, hasil analisis peranti lunak Range
hanya menghasilkan daftar kata tunggal, bukan kata majemuk. Untuk
mendapatkan kata majemuk, peneliti membuka kembali file dalam format .doc
dan melakukan pencarian dari masing-masing kata dengan menggunakan menu
Edit dan tombol Find. Dengan menu dan tombol tersebut, peneliti bisa melihat
penggunaan dari masing-masing kosakata teknis. Dalam hal ini, jika ada suatu
kata yang sering muncul sebagai kata majemuk, maka kata majemuk tersebut akan
dimasukkan juga ke dalam kamus. Misalnya kata receivable yang termasuk dalam
kosakata teknis, ternyata cukup sering muncul dalam bentuk kata majemuk
account receivable. Oleh sebab itu, kata receivable dan juga kata account
receivable dimasukkan dalam kamus yang dibuat ini.
Setelah menentukan semua lema dan padanannya, langkah kedua adalah
memasukkan data ke dalam basis data, atau yang disebut juga langkah entri data.
Seluruh data tersebut dientri dengan menggunakan program Microsoft Access.
Program ini tersedia satu paket dengan program Microsoft Office lainnya, seperti
Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint.
Untuk memasukkan data ke Microsoft Access, pertama-tama, buka
program tersebut, lalu klik menu File dan tombol New. Kemudian tekan tombol
Blank Database, dan kita akan diminta untuk memasukkan nama basis data.
Dalam hal ini, basis data yang digunakan adalah my_dictio, selanjutnya tekan
tombol Create, maka jendela berikut ini akan muncul.
Dari jendela tersebut, klik ganda pada Create table in Design view, maka
akan muncul tampilan berikut ini:
Pada kolom Field Name, ketikkan Source_Language pada baris pertama
dan Target_Language pada baris kedua. Selanjutnya taruh kursor pada baris
pertama di kolom Data Type, maka akan muncul pulldown menu, lalu pilih Text.
Lakukan hal yang sama untuk baris keduanya. Tampilannya seharusnya seperti
berikut ini:
Satu hal yang perlu dimodifikasi lagi adalah Field Size. Ukuran standarnya
adalah 50 karakter. Dalam kamus ini, peneliti mengalokasikan 200 karakter
karena lema dan terjemahannya mungkin bisa cukup panjang. Dalam hal ini, baik
Source_Language maupuna Target_Language dialokasikan 200 karakter untuk
masing-masing baris.
Setelah itu, tabel ini bisa ditutup dan disimpan. Dalam hal ini, nama yang
dipilih untuk tabel tersebut adalah My_Dictio_Data_1. Pada saat jendela kembali
ke awal, kita akan bisa melihat ada ikon dengan nama My_Dictio_Data_1. Untuk
melakukan entri data, klik ganda ikon tersebut, maka akan terlihat dua kolom
dengan judul Source Language dan Target Language. Kita bisa mulai
memasukkan setiap lema di kolom pertama dan padanannya di kolom kedua. Hal
ini bisa dilakukan dengan sangat mudah, hanya perlu melakukan pengetikan biasa
saja. Akan tetapi, perlu waktu yang cukup lama untuk memasukkan lema yang
jumlahnya lebih dari 600 kata beserta padanannya.
Setelah semua data sudah dientri, peneliti mulai membuat peranti lunak
kamus dengan menggunakan program Visual Basic versi 6.0. Program ini
biasanya satu paket dengan Microsoft Visual Studio, dan sudah cukup banyak
tersedia di berbagai toko yang menjual peranti lunak, karena program ini sudah
masuk ke Indonesia sejak tahun 1998.
Pembuatan peranti lunak kamus ini diawali dengan membuka form di
program Visual Basic. Form ini diberi nama MyDictionary. Dari form tersebut,
basis data yang telah dibuat dalam MicroSoft Access dihubungkan dengan
menggunakan Adodc1. Akan tetapi tampilannya diatur ke False, artinya link ini
tidak akan terlihat setelah program dijalankan.
Dari form itu dibuat tiga buah label, yaitu Source Language, Target
Language, dan About Us. Di samping label Source Language, dimasukkan
TextBox yang berfungsi untuk mengetik bahasa sumber, yang dalam hal ini
adalah kata yang berbahasa Inggris. Di samping label Target Language,
dimasukkan TextBox juga, namun untuk mengetik atau melihat ekuivalen dari
kata yang diketik dalam TextBox di samping Source Language. Dalam hal ini,
akan terlihat terjemahan atau ekuivalen bahasa Indonesia dari kata bahasa Inggris
yang dimasukkan.
Label yang terakhir, yaitu label About Us berisi informasi mengenai
penyusun program ini, proyek pendukungnya, dan email untuk komunikasi lebih
lanjut. Tampilannya adalah sebagai berikut:
Dari tampilan di atas, terlihat bahwa program ini dibuat oleh tiga orang.
Deny A. Kwary sebagai penyusun konsep dari kamus tersebut. Lastiko Endi
sebagai penanggung jawab untuk entri data; dan, Reviyanti Sri Andhini sebagai
programmer yang menyempurnakan bahasa pemrograman untuk menjalankan
kamus ini dengan baik.
Elemen-elemen lainnya Bahasa pemrograman yang ada dalam form ini
adalah Command Label Find, Command Label Clear, Picture Box, Command
Label Add, Command Label Update, dan Command Label Delete.
Command Label Find berfungsi untuk menampilkan ekuivalen dari kata
yang diketik di TextBox Source Language. Command Label ini sebenarnya tidak
selalu harus diklik, karena fungsinya sama dengan menekan tombol Enter setelah
mengetikkan suatu kata di TextBox Source Language.
Comman Label Clear berfungsi untuk menghapus (dalam arti
membersihkan) kata-kata yang sudah ditampilkan di TextBox Source Language
and TextBox Target Language. Tombol ini diklik setelah melihat hasil terjemahan
dari suatu kata yang sudah diketik, dan sebelum mengetik kata selanjutnya.
Picture Box berfungsi untuk menampilan posisi kata yang dicari, dalam
basis data, serta beberapa kata sebelum dan sesudahnya. Hal ini berguna untuk
menunjukkan beberapa kata yang mungkin terkait dengan yang sedang dicari.
Misalnya, dengan mengetik kata Account pada TextBox Source Language, dan
menekan enter atau tombol Command Label Find, akan terlihat padanan bahasa
Indonesianya di TextBox Target Language, dan juga akan terlihat daftar terdekat
yang memuat kata Account tersebut pada Picture Box. Dengan kata lain, akan
terlihat kata-kata seperti Accounting, Account Payable, Account Receivable, dan
lain-lain, beserta padanannya masing-masing, sehingga mudah dirujuk.
Ketiga tombol selanjutnya, yaitu Command Label Add, Command Label
Update, dan Command Label Delete, dibahas dalam Sub-Bab selanjutnya karena
ketiga tombol ini berkaitan dengan pengembangan peranti lunak kamus ini lebih
lanjut oleh masing-masing pemakai.
Secara rinci, bahasa pemrograman yang ada dalam form MyDictionary ini
adalah sebagai berikut:
Dim eng, ind, StrSql As String
Private Sub cmdAdd_Click()
AddData
End Sub
Private Sub CmdClear_Click()
ClearData
End Sub
Private Sub CmdDelete_Click()
DeleteData
End Sub
Private Sub CmdFind_Click()
FindData (1)
End Sub
Private Sub CmdUpdate_Click()
UpdateData
End Sub
Private Sub ClearData()
txtSourceLanguage.Text = ""
txtTargetLanguage.Text = ""
txtSourceLanguage.SetFocus
End Sub
Private Sub FindData(ByVal Col As Integer)
If Col = 1 Then
StrSql = "select * from my_dictio_data_1 where Source_Language like '" &
txtSourceLanguage.Text & "%' order by Source_Language"
Adodc1.RecordSource = StrSql
Adodc1.Refresh
Else
StrSql = "select * from my_dictio_data_1 where Target_Language like '%" &
txtTargetLanguage.Text & "%' order by Target_Language"
Adodc1.RecordSource = StrSql
Adodc1.Refresh
End If
If Adodc1.Recordset.RecordCount <> 0 Then
40
txtSourceLanguage.Text = Adodc1.Recordset!Source_Language
txtTargetLanguage.Text = Adodc1.Recordset!Target_Language
Else
MsgBox "Record Not Found", vbInformation, "My Dictionary"
End If
End Sub
Private Sub ChooseData()
With Adodc1
txtSourceLanguage.Text = .Recordset!Source_Language
txtTargetLanguage.Text = .Recordset!Target_Language
End With
End Sub
Private Sub DGwords_DblClick()
ChooseData
End Sub
Private Sub lblAbout_Click(Index As Integer)
AboutUs.Show vbModal
End Sub
Private Sub txtSourceLanguage_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
FindData (1)
End If
End Sub
Private Sub AddData()
CekData
If Adodc1.Recordset.RecordCount = 0 Then
With Adodc1
.Refresh
.Recordset.AddNew
.Recordset!Source_Language = txtSourceLanguage.Text
.Recordset!Target_Language = txtTargetLanguage.Text
eng = txtSourceLanguage.Text
ind = txtTargetLanguage.Text
.Recordset.Update
MsgBox "Data Added", vbInformation, "My Dictionary"
.Refresh
End With
Else
MsgBox "Word already exist", vbExclamation, "My Dictionary"
Exit Sub
End If
End Sub
Private Sub CekData()
Adodc1.Recordset.Filter = "Source_Language='" & txtSourceLanguage.Text & "'"
End Sub
Private Sub UpdateData()
With Adodc1
.Recordset!Source_Language = txtSourceLanguage.Text
.Recordset!Target_Language = txtTargetLanguage.Text
eng = txtSourceLanguage.Text
ind = txtTargetLanguage.Text
.Recordset.Update
End With
MsgBox "Data Updated", vbInformation, "My Dictionary"
Adodc1.Refresh
End Sub
Private Sub DeleteData()
PS = MsgBox("Are You Sure Delete this word ?", vbYesNo + vbQuestion, "Registrasi")
If PS = vbYes Then
With Adodc1
.Recordset.Delete
.Recordset.Update
End With
MsgBox "Data Deleted", vbInformation, "My Dictionary"
Adodc1.Refresh
ClearData
Else
Exit Sub
End If
End Sub
Private Sub txtTargetLanguage_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
FindData (2)
End If
End Sub
Setelah semua pemrograman di atas selesai dilaksanakan, file .exe bisa
dibuat secara otomatis melalui program Visual Basic tersebut. Caranya adalah
dengan memilih menu File kemudian tombol Make ProjDictionaty.exe. Dengan
demikian, untuk mendistribusikan kamus elektronik ini ke siapa pun yang
membutuhkannya, hanya dua file yang perlu disalin, yaitu file Application dan
basis data. Dalam hal ini, file yang berjudul ProjDictionary sebagai Application
dan my_dictio sebagai basis data. Akan tetapi, untuk membuka kamus elektronik
ini, hanya file Application saja yang perlu diklik ganda.
Tampilan dari kamus elektronik ini adalah sebagai berikut
Untuk menemukan terjemahan dari suatu kata, kita perlu menempatkan
cursor di TextBox Source Language, kemudian mengetik kata yang ingin dicari
ekuivalennya. Dalam contoh di atas, kata yang diketikkan adalah share. Setelah
itu, kita bisa menekan tombol enter di keyboard atau mengarahkan mouse ke tanda
find (ikon kaca pembesar, di samping kotak tersebut) dan mengekliknya, maka
ekuivalennya akan muncuk di TextBox Target Language. Selain itu, Picture Box
(kotak yang besar) akan menampilkan semua kata yang berawalan kata share,
sehingga di sini kita melihat kata share dan shareholder beserta ekuivalennya
masing-masing. Untuk mencari ekuivalen selanjutnya, tekan tombol C (Clear) dan
ulangi langkah di atas.
Pengembangan Kamus Elektronik Bilingual
Kosakata berkembang sangat pesat. Kamus yang dipublikasikan pada tahun 2007,
belum tentu mencakup semua kata yang ada dalam suatu artikel yang kita baca
pada tahun yang sama. Hal ini jelas karena kamus yang dipublikasikan pada tahun
2007 tentu hanya mencakup kata-kata yang berhasil dihimpun hingga tahun 2005
atau maksimum tahun 2006, padahal di tahun 2007 terdapat banyak kata-kata baru
yang muncul. Hal ini tidak hanya terjadi dalam bahasa Inggris atau bahasa
Indonesia, tetapi juga di semua bahasa.
Thiel (1973: 379) menemukan bahwa dalam suatu korpus yang terdiri atas
1331 nomina majemuk dari suatu majalah berbahasa Jerman, yaitu Die Zeit, edisi
tahun 1970, hanya 37,9 persen yang terdaftar di kamus-kamus bahasa Jerman
yang ada pada saat itu, sedangkan 62,1 persen di antaranya tidak bisa ditemukan
dalam kamus manapun pada saat itu.
Inti dari hal di atas adalah perlunya pembaruan kata-kata yang ada di
dalam kamus. Hal ini tentu sulit dilakukan, atau bahkan tidak dapat dilakukan,
pada kamus tercetak. Kata-kata baru mungkin hanya bisa ditulis di halaman yang
sama di dalam suatu kamus, namun tidak bisa disisipkan antar entri. Di lain pihak,
hal ini bisa seharusnya dilakukan dengan mudah untuk kamus elektronik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Bab 2, terdapat dua kamus
elektronik Inggris – Indonesia yang cukup luas beredar hingga saat ini. Kamus
pertama, Linguist 1.0 tidak memiliki fasilitas untuk menambah entri dengan
mudah. Programer mungkin bisa melakukan penambahan entri dengan
memodifikasi basis data yang berformat .txt. Namun, tentu seorang guru bahasa
Inggris atau orang yang awam dengan pemrograman komputer, tidak akan bisa
melakukannya. Kamus kedua, Indict, sebenarnya memiliki fasilitas untuk
menambahkan entri dengan cukup mudah, yaitu dengan mengeklik File dan
pilihan Propose New Entry. Akan tetapi, program ini belum berjalan dengan baik.
Peneliti pernah melakukan penambahan entri, namun pertanyaan mengenai
konfirmasi entri baru tersebut masih sering muncul pada saat kamus ini dibuka.
Hal ini tentu mengganggu proses untuk menggunakan kamus elektronik ini.
Pada kamus elektronik Inggris-Indonesia yang disusun dalam penelitian
ini, peneliti menyediakan tiga buah tombol yang memungkinkan penambahan,
pengeditan, dan penghapusan entri, dengan mudah. Ketiga tombol ini adalah
Command Label Add, Command Label Update, dan Command Label Delete.
Pada saat kamus elektronik ini dijalankan, ketiga tombol ini bisa dilihat di bagian
kanan bawah, sejajar secara horisontal, seperti pada tampilan berikut ini.
Command Label Add (ikon yang paling kiri dari tiga urutan ikon di
sebelah kanan bawah) digunakan untuk menambahkan entri ke dalam kamus.
Untuk melakukan penambahan tersebut, kita hanya perlu menempatkan kursor di
TextBox Source Language dan mengetikkan kata yang ingin dimasukkan.
Selanjutnya, tekan Tab atau pindahkan kursor ke TextBox Target Language, dan
ketikkan ekuivalen dari kata tersebut. Setelah itu, klik ikon Add an Entry, maka
kata tersebut dan ekuivalennya akan secara otomatis masuk ke basis data.
Tombol selanjutnya, yang berada di tengah, adalah Command Label
Update. Tombol ini digunakan untuk mengedit suatu kata dan/atau ekuivalennya
yang sudah masuk ke dalam basis data. Hal ini perlu dilakukan karena ekuivalen
dari suatu kata bisa berubah sepanjang waktu. Misalnya, dari pengalaman peneliti
sebagai penerjemah di PT Salemba Empat, ekuivalen kata hardware pernah
diterjemahkan sebagai ‘perangkat lunak’ pada tahun 2004, kemudian ‘hardware’
pada tahun 2005, sedangkan untuk buku terjemahan yang diterbitkan mulai tahun
2006, digunakan kata ‘peranti lunak.’ Contoh yang lebih ekstrim adalah kata
Master of Arts yang dalam kamus Inggris – Indonesia karangan Echols dan
Shadily diterjemahkan ‘sarjana’. Terjemahan ini tentu tidak berterima untuk
situasi saat ini. Padanan yang lebih tepat adalah ‘magister’. Hal-hal ini
menunjukkan perlunya penyuntingan terhadap ekuivalen dari kata yang
dimasukkan ke dalam kamus.
Untuk menyunting suatu kata, klik pada kolom kecil di samping kata
tersebut, kemudian ketikkan kembali kata tersebut di TextBox Source Language.
Selanjutnya, ketikkan ekuivalennya (yang baru) di TextBox Target Language.
Setelah itu, klik tombol Update an Entry, maka kata tersebut akan otomatis
dimasukkan ke basis data sesuai dengan ekuivalen yang baru, sedangkan
ekuivalen yang lama akan otomatis terhapus.
Tombol yang terakhir, yang paling kanan, adalah Command Label Delete.
Tombol ini berguna untuk menghapus suatu kata beserta ekuivalennya dari basis
data. Hal ini bisa dilakukan jika pemakai menganggap kata tersebut sudah tidak
perlu lagi berada di dalam basis data. Untuk menghapus suatu kata beserta
ekuivalennya, klik pada kolom kecil di samping kata tersebut, kemudian klik
Delete an Entry, maka kata tersebut akan langsung terhapus dari basis data.
Dengan berbagai fungsi tersebut, peranti lunak ini diharapkan bisa
memberikan manfaat optimal bagi para pemakainya, serta dapat dikembangkan
oleh masing-masing pemakai dengan mudah.
KESIMPULAN
Penentuan ekuivalen atau padanan dari suatu entri sebaiknya ditentukan
berdasarkan korpus, sehingga entri dan padanannya berasal dari penggunaan
aktualnya di bidang tersebut. Dalam bidang akuntansi keuangan, yang dibahas
dalam penelitian ini, dua korpus yang disusun, masing-masing berasal dari
Financial Accounting Standard (FAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Kedua korpus tersebut dipandang cukup mewakili untuk mendapatkan kosakata
teknis akuntansi keuangan karena merupakan standar yang wajib diterapkan
dalam pelaporan keuangan.
Dua peranti lunak komputer, Range dan Concordance, terbukti
memudahkan penentuan kosakata teknis dan penyusunan daftar kata yang akan
dimasukkan ke basis data untuk kamus elektronik bilingual Akuntansi Keuangan.
Kosakata teknis yang berhasil diperoleh dari program Range adalah 600 kata. Dari
jumlah ini, masih diperluas lagi untuk mencakup kata majemuk. Dengan demikian
basis data dari kamus ini memiliki lebih dari 600 entri. Basis data untuk kamus ini
disusun dengan menggunakan program Microsoft Access, sedangkan peranti
lunak dari kamus elektronik ini dibuat dengan menggunakan program Visual
Basic 6.0.
Kamus elektronik akuntansi keuangan yang dihasilkan tidak hanya
berfungsi untuk mencari padanan dari suatu kata. Akan tetapi, kamus ini juga
memiliki ciri khusus yang memungkinkannya untuk dikembangkan secara
individual oleh masing-masing pemakai, tanpa perlu mengetahui pemrograman
komputer. Dengan demikian, peranti lunak yang dihasilkan ini tidak hanya
bersifat freeware (boleh disalin oleh siapa saja tanpa harus membayar biaya
royalti), namun juga bersifat user-friendly (mudah digunakan oleh siapa pun).
Basis data yang menyertai kamus ini berisi terminologi akuntansi keuangan. Akan
tetapi, dengan sifat user-friendly dari peranti lunak ini, pemakai bisa saja dengan
mudah mengganti basis data tersebut dengan istilah-istilah dari bidang-bidang
ilmu yang lain.
SUMBER:
http://www.kwary.net/about/Kwary_Laporan%20A2%202007_kamus.pdf
AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS KORPUS
ABSTRAK
Kamus berperan penting dalam pembelajaran bahasa karena dapat meningkatkan
pengetahuan akan kosakata. Penggunaan kamus mungkin hanya minimal pada
saat berbicara, namun penting pada saat membaca dan menulis (Cook, 2001: 68).
Peran kamus semakin penting dalam bidang ilmu yang lebih khusus, yang
memiliki berbagai istilah khusus, yang juga disebut kosakata teknis. Namun
demikian, hingga saat ini, hanya sedikit penelitian yang berkaitan dengan
kosakata teknis (Chung & Nation, 2003:114). Oleh sebab itu, penelitian ini
berkaitan erat dengan penyusunan kosakata teknis di satu bidang ilmu tertentu,
yaitu Akuntansi Keuangan.
Seiring dengan perkembangan teknologi di era ini, kamus sudah cukup
banyak yang berbentuk elektronik. Crystal (1995/2003: 446) bahkan menyebutkan
bahwa era ini menghasilkan ledakan berbagai jenis kamus berkat telah terjadinya
perkembangan yang sangat pesat dalam studi leksikon dengan kompilasi basis
data leksikal atau korpus. Akan tetapi, perkembangan ini belum terlalu nampak di
Indonesia. Hingga saat ini hanya ada dua kamus elektronik Inggris-Indonesia yang
cukup dikenal, namun keduanya inipun hanya berupa kamus umum, bukan
terminografi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan cara
membuat dan mengembangkan kamus elektronik akuntansi keuangan Inggris-
Indonesia berbasis korpus.
Dua kelompok korpus yang disusun dalam penelitian ini berasal dari
Financial Accounting Standard (FAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
yang merupakan standar yang wajib diikuti dalam menyusun laporan keuangan.
Kedua korpus ini diproses dengan menggunakan dua peranti lunak komputer,
yaitu Range dan Concordance. Dari pemrosesan ini diperoleh lebih dari 600 entri
yang bisa dimasukkan dalam basis data. Penyusunan basis data dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Access, sedangkan pembuatan peranti lunak
kamus elektronik ini menggunakan program Visual Basic 6.0.
Kamus elektronik akuntansi keuangan Inggris-Indonesia yang dihasilkan
ini berupa freeware dan user-friendly. Sebagai freeware, kamus elektronik ini
boleh disalin oleh siapa saja tanpa harus membayar biaya royalti. Hal ini bisa
membuat nama Jurusan Sastra Inggris semakin terkenal di berbagai tempat,
karena kamus ini, yang membawa nama Jurusan Sastra Inggris – Unair, akan
dapat diunduh oleh siapa saja di seluruh dunia. Sifat yang user-friendly
memungkinkan kamus ini tidak hanya mudah digunakaa, tetapi juga mudah
diperbarui oleh siapa pun. Dengan demikian, kamus elektronik ini akan bisa terus
mengikuti perkembangan kosakata teknis dan penerjemahan istilah yang selalu
berubah dan berkembang dengan pesat.
Kamus Bilingual dan Pemakainya
Kamus bilingual mempunyai banyak fungsi, hal itu terjadi dikarenakan kamus
tersebut digunakan untuk berbagai pekerjaan oleh para kelompok pemakainya,
seperti para pelajar, penerjemah, para ilmuwan dan beberapa orang yang
berkepentingan. Oleh karena itu pembahasan mengenai fungsi-fungsi kamus
bilingual harus dibatasi kepada mereka yang dianggap paling khusus yang
mewakili semua jenis pemakainya. Pemakai khususnya adalah seseorag yang
menguasai dua bahasa yang tidak mengetahui pengetahuan pada beberapa aspek
dari dua bahasa tersebut pada pengetahuan bahasa pertamanya, (contoh: seorang
penerjemah) dan seseorang yang membutuhkan pengetahuan untuk berkomunikasi
dalam bahasa pertama dan bahasa kedua, atau seseorang yang benar-benar ingin
menguasai dua bahasa (seorang pelajar), yaitu seseorang yang ingin dapat
berkomunikasi dengan para penutur bahasa kedua. Pemakai khusus lainnya adalah
seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk menjadi sesorang yang mampu
menguasai dua bahasa tetapi orang tersebut harus atau ingin mencapai tingkat
pemahaman dalam berkomunikasi (contoh: pedagang, ilmuwan, atau wisatawan)
Apabila kita menyamakan ketiga tipe para pemakai khusus kamus
bilingual tersebut, dapat kita katakan bahwa kamus bilingual digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang salah satu atau dua bahasa tersebut, yang mana
pengetahuan yang paling penting adalah pengetahuan untuk berkomunikasi. Oleh
karena itu kamus-kamus bilingual tersebut bukan merupakan kamus deskriptif
dimana aspek komunikasi tidaklah penting, tetapi kamus-kamus tersebut adalah
kamus pendidikan yang digunakan para pelajar.
Sebuah istilah yang lebih umum untuk kamus pendidikan adalah predictive
(dapat diprediksi). Oleh karena itu kamus predictive akan menjadi tipe khusus dari
kamus deskriptif, dimana fungsi yang paling pentingnya berorientasi pada
komunikasi. Dengan kata lain perkamusan deskriptif difokuskan pada merekam
dan memaparkan sebuah bahasa atau beberapa bahasa pada waktu tertentu
(synchronic dictionaries), atau kamus yang mengikuti perkembangan dari waktu
ke waktu (diachronic dictionaries). Seperti pada kamus deskriptif, baik
synchronic ataupun diachronic, kamus-kamus tersebut hanya meliputi sejarah dari
bahasa yang bersangkutan, karena terbukti pada kemunculannya yang ditemukan
di dalam korpus. Di sisi lain, kamus-kamus predictive disusun untuk membantu
para pemakainya membuat serangkaian peristiwa dengan bentuk dan arti pada
bahasa kedua dalam bentuk lampau.
Kamus-kamus bilingual utamanya digunakan untuk prediksi. Sama seperti
kamus monolingual yang paling sering merupakan kamus besar bersejarah harus
menjadi kamus deskriptif dibandingkan dengan kamus lainnya (contoh: OED),
seperti kamus besar synchronic lainnya (contoh: Merriam Webster’s Third New
International). Di samping itu, kamus-kamus yang lebih kecil lainnya berusaha
untuk menggabungkan deskripsi dengan prediksi. Sebuah contoh yang bagus
dapat dilihat pada COD (Concise Oxford Dictionary) pada edisi ketujuh ini
penggunaan-penggunaan yang tidak dapat diperdebatkan dan ditandai oleh
beberapa tanda khusus. Pada perkamusan monolingual dalam bahasa Inggris ada
kamus monolingual jenis baru yang telah berkembang, di mana tujuan utamanya
menitikberatkan pada prediksi, contoh: kamus monolingual bagi para pelajar;
Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English.
Sebuah kamus predictive harus menyediakan berbagai macam fakta-fakta
linguistik (deskripsi), hal ini dapat membuat para pemakainya untuk berbahasa
sesuai dengan tatanan bahasa yang benar seperti para penutur aslinya (prediksi).
Sama seperti kamus-kamus bilingual, kamus-kamus tersebut seharusnya dapat
membuat para pemakainya untuk berbahasa baik seperti seorang penutur asli dari
bahasa tersebut (contoh: untuk produksi), atau seperti seorang bilingual yang
kompeten (contoh: untuk terjemahan).
Setelah fungsi dari kamus telah dijelaskan, para pemakainya diberi
penegertian tentang pentingnya perkamusan sebanyak representasi pengetahuan
tentang kamus tersebut (contoh: deskripsi). Adapun para pemakainya yang harus
menginterpretasikan sebuah kaidah dari penjabaran kamus. Seorang pemakai
kamus yang berkemampuan tinggi dapat mengambil cukup banyak informasi
bahkan dari kamus yang primitif dan tidak lengkap sekalipun.
Pentingnya para pengguna kamus dalam perkamusan terlambat
diperhatikan, meskipun para ahli perkamusan telah memperhatikan sebuah fakta
bahwa kamus dapat dikatakan sebagai kamus yang bagus ketika kamus tersebut
bermanfaat bagi para pemakainya. Penyesuaian kamus-kamus untuk pemakainya
telah menjadi suatu alat tambahan yang mudah digunakan. Untuk membuat
sebuah kamus yang lebih mudah digunakan, perlu diketahui siapa pemakainya dan
untuk apa kamus itu digunakan.
Kamus bilingual berbeda dengan kamus monolingual dengan menjadi
kamus bilingual. Kamus bilingual dapat digunakan pada situasi yang sama seperti
kamus monolingual, akan tetapi kamus monolingual tidak dapat digunakan dalam
situasi yang sama dimana sebuah kamus harus menghubungkan dua bahasa atau
lebih. Menurut sebuah survei dari beberapa uraian singkat isi buku, pendahuluan,
dan alat publisitas menunjukkan bahwa ada tiga jenis tipe kamus bilingual yang
paling sering digunakan yaitu kamus bilingual untuk para pelajar, penerjemah dan
wisatawan. Demikian juga pada kamus-kamus bilingual Collins, contohnya pada
Collins-Robert French-English English-French Dictionary, para calon pemakainya
dideskripsikan sebagai berikut: “...untuk kepentingan kajian bahasa Perancis dan
terjemahan” (pada sampul belakang). Pada Kosciuszko English-Poliosh
Dictionary, para pemakainya adalah pembaca umum, penerjemah dan pelajar.
Ada beberapa pemakai kamus menurut analisa Kuhn dari level terbawah.
Yang pertama adalah para pelajar yang membutuhkan kamus untuk mempelajari,
memproduksi dan menterjemahkan teks. Para penerjemah menggunakan kamus
bilingual untuk terjemahan umun dan khusus. Diamping itu, para wisatawan
menggunakan kamus bilingual untuk berkomunikasi dengan berbagai cara.
Kategori lainnya dari para pemakainya dapat menggunakan kamus bilingual
sebagai sarana penerimaaan teks.
Lebih jauhnya, kita harus mengetahui jenis-jenis informasi yang sering
ditanyakan oleh para pemakainya. Jenis informasi yang sering ditanyakan adalah
informasi tentang makna atau arti, dijelaskan dalam kamus bilingual dengan
memberikan makna yang sesuai. Jenis informasi yang juga sering dicari adalah
tata bahasa. Hal ini sangat penting untuk para pemakai kamus ketika mencari
kata-kata yang mereka cari keterangannya (bukan dari jenis informasinya),
pemakai kamus lebih fokus pada kata-kata yang sesuai dengan tata bahasa yang
mana kata-kata tersebut paling sering mereka lihat di kamus. Dengan kata lain,
bukan tata bahasa yang seperti itu yang mereka cari tetapi lebih pada informasi
tentang penguraian-penguraian dari beberapa jenis tata bahasa yang dibutuhkan
oleh para pemakai kamus.
Penemuan-penemuan Tomaszczyk memberikan keterangan yang lebih
jelas, bahwa banyak pelajar menggunakan kamus bilingual untuk tata bahasa yang
diterima daripada tata bahasa yang produktif. Perbandingan para pemakai kamus
yang menggunakan kamus bilingual untuk mencari tata bahasa adalah 70% dan
59%. Sama seperti pada beberapa bidang tertentu, terjemahan yang mudah
dimengerti telah terlihat sebagai jenis yang paling penting. Jenis selanjutnya
adalah untuk membaca. Hanya ada satu perbedaan antara pemakai dan pelajar dari
sebuah bahasa asing yang sesuai dengan bidang mereka, perbedaan itu menurut
Tomaszczyk adalah bahwa yang pertama diindikasikan merupakan terjemahan
bahasa pertama-bahasa kedua sebagai jenis yang paling sering muncul daripada
membaca, sementara kelompok membaca yang lain lebih sering muncul. Menulis,
berbicara dan mendengarkan mengikuti kemudian, susunan ini ada pada kedua
kelompok yang dibuat oleh Tomaszczyk. Lain halnya dengan Hartman yang
membuat susunan dari yang paling sering muncul mulai dari menulis,
mendengarkan dan percakapan. Masalah denagn penggunaan istilah terjemahan
adalah bahwa terjemahan tersebut tidak didefinisikan, dan ada beberapa penulis
yang menurut mereka terjemahan itu melibatkan semua penggunaan bahasa
kedua.
Kamus Elektronik Inggris – Indonesia
Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan sebagai kamus elektronik adalah kamus
yang berupa peranti lunak dan bisa diinstal ke komputer. Dalam hal ini, kamus
elektronik yang tidak bisa diinstal ke komputer, misalnya kamus yang dipasarkan
oleh AlfaLink tidak termasuk dalam pembahasan. Alasan utamanya adalah karena
kamus tersebut menggunakan alat tertentu yang harganya cukup mahal dan tidak
bisa diinstal ke komputer, sehingga penyebarannya sangat terbatas.
Terdapat dua versi kamus elektronik bilingual Inggris-Indonesia yang
cukup luas tersedia, yaitu Linguist Version 1.0 dan Indict Version 2.0. Peranti
lunak Linguist Version 1.0 mulai dipublikasikan sejak tahun 1997, sedangkan
InDict Version 2.0 baru muncul tahun 2004. Akan tetapi, kedua kamus elektronik
ini hanya berisi kosakata umum, bukan terminologi.
Linguist Version 1.0 dibuat oleh William D. Powell di bawah naungan PT
Atlantis Programma Prima. Untuk menerjemahkan kata-kata dengan
menggunakan Linguist, kita pertama-tama harus mengeklik ganda ikon Linguist,
yang biasanya sudah ada di desktop setelah program ini diinstal ke komputer.
Tampilannya adalah sebagai berikut:
Kata yang ingin dicari terjemahannya cukup diketik di kotak yang di
tengah tersebut atau lakukan copy/paste dari kata yang ada dalam dokumen lain,
kemudian tekan Enter atau tekan tombol OK, maka terjemahannya akan muncul
di kotak yang sebelah kanan. Posisi kata tersebut beserta beberapa kata sebelum
dan sesudahnya, ditampilkan di kotak yang sebelah kiri. Dalam contoh di atas,
kata yang dicari terjemahannya adalah kata look. Dalam hal ini, kamus yang
pertama aktif pada saat program ini dijalankan adalah kamus Inggris – Indonesia.
Jika kata yang dicari tidak ada, atau jika kata bahasa Indonesia yang diketikkan,
maka akan muncul jendela baru yang menanyakan apakah ingin mencari di kamus
berikutnya. Dengan menekan enter atau mengeklik tombol Yes, maka basis data
akan berpindah ke kamus Indonesia – Inggris.
Kelemahan dari kamus Linguist adalah tidak tersedianya kolokasi, padahal
dalam bahasa Inggris, hal ini sangat penting. Gabungan suatu verba dalam bahasa
Inggris dengan preposisi yang berbeda-beda tentu akan menghasilkan makna yang
berbeda-beda pula. Contoh kata look di atas hanya tersedia terjemahan untuk kata
tersebut dalam isolasi. Padahal, jika kata tersebut digabung dengan preposisi
tertentu, misalnya after atau ahead, maka artinya tentu akan berbeda. Kelemahan
dari kamus ini ditutupi oleh kamus Indict, yang dipublikasikan tujuh tahun setelah
kamus Linguist. Berbeda, dengan kamus Linguist, nama penulis dari kamus Indict
ini kurang jelas, hanya tertera nama Kang Jaim. Selain itu, tidak ada juga
informasi mengenai perusahaan atau lembaga yang memproduksinya. Akan tetapi,
peranti lunak dari kamus ini sudah cukup mudah didapatkan di antara komunitas
komputer di Internet.
Tampilannya kamus Indict untuk pencarian terjemahan kata look adalah
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Korpus
Untuk mengumpulkan korpus, peneliti pertama-tama mencari sumber data yang
berkaitan erat dengan disiplin ilmu Akuntansi Keuangan. Melalui wawancara
awal dengan para pengajar akuntansi di Universitas Airlangga, peneliti
mengetahui badan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Amerika Serikat.
Badan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat adalah FASB (financial
accounting standard board) yang menerbitkan financial accounting standards
(FAS). Sedangkan badan standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah Ikantan
Akuntan Indonesia (IAI) yang menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Data FAS tersedia secara online melalui situs Web www.fasb.org. Akan
tetapi, semua file FAS berformat .pdf sehingga hanya bisa dibuka dengan
menggunakan program Adobe Acrobat. Untuk dijadikan korpus, file ini harus
dikonversi terlebih dulu dengan menggunakan peranti lunak Solid Converter PDF
Version 3.0. Peranti lunak ini mengubah file berformat .pdf menjadi .doc yang
bisa dibuka dengan menggunakan program MicroSoft Word. File yang berbentuk
.doc tersebut nantinya akan bisa di Save As menjadi .txt sehingga dapat diproses
lebih lanjut.
Berbeda dengan FAS yang tersedia online, SAK hanya tersedia dalam
bentuk cetakan (buku). SAK ini pertama-tama harus dipindai dulu dengan
menggunakan Pemindai Mikrotek yang memiliki kemampuan OCR (Optical
Character Recognition) yang cukup baik. Semua halaman buku tersebut akan
dipindai satu-persatu dan hasilnya adalah file dengan format .doc yang bida
dibukan dengan menggunakan program MicroSoft Word. Oleh karena OCR pada
dasarnya memindai dan membaca kata-kata dalam bahasa Inggris, hasil
pemindaian untuk teks bahasa Indonesia masih kurang sempurna. Oleh sebab itu,
peneliti menggunakan peranti lunak Dewan Eja Pro yang dibuat oleh The Name
Technology Sdn. Bhd. Dewan Eja Pro adalah peranti lunak yang cukup sempurna
dalam memeriksa ejaan untuk bahasa Melayu. Hingga saat ini, belum ada peranti
lunak yang cukup bagus dalam memeriksa ejaan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu,
Dewan Eja Pro yang digunakan oleh peneliti. Setelah semua kesalahan ejaan
dikoreksi, peneliti menyimpan file tersebut dalam format .txt untuk pemrosesan
lebih lanjut.
Untuk mendapatkan kosakata teknis dari masing-masing file, peneliti
mengunakan dua jenis peranti lunak. Pertama, peranti lunak Range digunakan
untuk file dari FAS. Peranti lunak ini bisa menunjukkan kata-kata mana saja yang
termasuk kosakata berfrekuensi tinggi, kosakata akademik, dan kosakata lainnya
dalam teks berbahasa Inggris. Selanjutnya, peranti lunak Concordance versi 3.2.
dugunakan untuk file dari SAK. Peranti lunak ini digunakan untuk menghitung
secara otomatis frekuensi kata. Hasil kedua peranti lunak tersebut akan
diselaraskan untuk menghasilkan ekuivalensi yang paling tepat untuk masingmasing
kata yang akan dijadikan entri atau lema dalam kamus Akuntansi
Keuangan yang akan dibuat.
Teknik Pembuatan Kamus Elektronik
Kamus elektronik yang akan dibuat ini diharapkan dapat diinstal di komputer
desktop, laptop, PDA, dan telepon selular yang memiliki memori minimal 64MB.
Langkah pertama dalam pembuata kamus elektronik ini adalah pembuatan basis
data elektronik. Basis data ini terdiri atas kosakata bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia yang akan menjadi lema dan ekuivalen dalam kamus elektronik yang
akan dibuay. Basis data ini diatur dengan menggunakan peranti lunak Microsoft
Access. Peranti lunak ini dipilih karena telah tersedia dalam paket Microsoft
Office, bersama dengan Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint.
Selanjutnya, pemrograman dilakukan dengan menggunakan Visual Basic
versi 6. Program ini dipilih karena cukup mudah dipahami dan dijalankan. Sesuai
dengan namanya, Visual Basic menggunakan bahasa komputer yaitu Basic,
namun tampilannya sudah Visual, sehingga kita tidak perlu terlalu banyak
berhadapan dengan bahasa komputer saja.
menyamakan font di setiap file, dengan menggunakan menu Format dan Font. Di
jendela font tersebut, skala diatur 100%, sedangkan spacing and position diatur
normal. Hasilnya, ukuran file menjadi cukup kecil sehingga mudah diproses lebih
lanjut.Setelah semua penyesuaian di atas dilakukan, keenam file tersebut
disatukan dalam satu file, kemudian di Save As menjadi .txt agar dapat dijalankan
dengan program Range. Peranti lunak Range ini digunakan untuk menunjukkan
kata-kata mana saja yang termasuk kosakata berfrekuensi tinggi, kosakata
akademik, dan kosakata lainnya dalam teks berbahasa Inggris. Oleh karena
penelitian ini berfokus pada terminologi atau kosakata teknis, kelompok kosakata
lainnya diblok dengan menggunakan tiga daftar kata-kata (wordlist) yang sudah
ada di dalam program Range tersebut. Ketiga daftar kata-kata ini berisi kosakata
berfrekuensi tinggi dan kosakata akademis. Dengan mengeblok kata-kata tersebut,
hasil program Range hanya menunjukkan kosakata teknis dan kosakata
berfrekuensi rendah. Hasil program Range ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Program Range
Daftar Kata Token / % Tipe / %
Satu 94045/72,4 1328/34,1
Dua 4266/ 3,3 309/ 7,9
Tiga 17903/13,8 936/24,0
Tidak ada dalam daftar kata 13693/10,5 1325/34,0
Total 129907 3898
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kata yang diproses adalah
129.907 kata. Dari jumlah tersebut, terdapat 75,7% (72,4 + 3,3) yang ditemukan
di daftar kata Satu dan Dua. Artinya, 75,7% dari semua kata-kata yang ada di
dalam korpus termasuk dalam kosakata berfrekuensi tinggi. Selanjutnya, terdapat
13,8% yang termasuk dalam daftar kata Tiga, yang menunjukkan jumlah kosakata
akademis. Dengan demikian, ada 10,5% yang termasuk dalam kosakata teknis
atau kosakata berfrekuensi rendah. Dengan menghapus kosakata berfrekuensi
rendah, hasilnya adalah kosakata teknis yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2.
Jumlah kosakata teknis yang didapatkan adalah 600 kata. Akan tetapi, dalam tabel
tersebut, hanya dimasukkan lima persennya saja untuk menghemat jumlah
halaman. Daftar lengkapnya tersedia di peranti lunak kamus terminografi yang
dibuat bersamaan dengan penelitian ini.
Tabel 4.2 Daftar 30 Kosakata Teknis Akuntansi Keuangan Bahasa Inggris
No Kosakata Frekuensi
1. Asset 2091
2. Liability 1084
3. Cash 517
4. Transferor 342
5. Disclosure 327
6. Transaction 268
7. Obligation 262
8. Securitization 162
9. Pension 154
10. Guidance 143
11. Receivable 132
28
12. Fiscal 128
13. Mortgage 99
14. Equity 98
15. Transferee 89
16. Discount 86
17. Pronouncement 78
18. Amortization 75
19. Disclose 64
20. Eligible 61
21. Interim 55
22. Lease 45
23. Debtor 42
24. Issuance 40
25. Recourse 40
26. Disclose 39
27. Inception 36
28. Inventory 36
29. Premium 36
30. Hedge 30
Setelah mendapatkan kosakata teknis akuntansi keuangan dalam bahasa
Inggris, peneliti selanjutnya mencari padanannya yang sesuai dalam bahasa
Indonesia. Hal ini dijelaskan dalam sub-bab berikutnya.
Terminologi Akuntansi Keuangan dalam Bahasa Indonesia
Di Indonesia, badan standar akuntansi keuangan berada di bawah Ikantan Akuntan
Indonesia (IAI). Standar yang diterbitkan disebut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK). Menurut situs Web IAI, sejarah berdirinya lembaga ini diprakarsai oleh
Prof. Soemardjo yang lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun
1956. Bersama dengan para akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri,
yaitu Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem,
yang lulus pertengahan tahun 1957, Prof. Soemardjo mengambil prakarsa
mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya,
mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van
Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants).
Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua
lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan
di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan
akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan
yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan
Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk
menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai
ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara
sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris.
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya
berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di
aula UI pada pukul 19.30.
Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang merupakan pegangan bagi para akuntan untuk menyusun laporan
keuangan. Tanpa adanya standar ini maka tidak akan didapat pembakuan dalam
proses pencatatan suatu transaksi dan pelaporannya. Keanekaragaman ini akan
berakibat pada tidak dapat dibandingkannya suatu laporan keuangan perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Bagi akuntan publik, standar ini dipergunakan sebagai
pedoman dalam melakukan audit.
Berbeda dengan FAS yang tersedia online, SAK hanya tersedia dalam
bentuk cetakan (buku). SAK ini pertama-tama harus dipindai dulu dengan
menggunakan Pemindai Mikrotek yang memiliki kemampuan OCR (Optical
Character Recognition) yang cukup baik. Semua halaman buku tersebut akan
dipindai satu-persatu dan hasilnya adalah file dengan format .doc yang bida
dibukan dengan menggunakan program MicroSoft Word. Oleh karena OCR pada
dasarnya memindai dan membaca kata-kata dalam bahasa Inggris, hasil
pemindaian untuk teks bahasa Indonesia masih kurang sempurna. Oleh sebab itu,
peneliti menggunakan peranti lunak Dewan Eja Pro yang dibuat oleh The Name
Technology Sdn. Bhd. Dewan Eja Pro adalah peranti lunak yang cukup sempurna
dalam memeriksa ejaan untuk bahasa Melayu. Hingga saat ini, belum ada peranti
lunak yang cukup bagus dalam memeriksa ejaan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu,
Dewan Eja Pro yang digunakan oleh peneliti. Setelah semua kesalahan ejaan
dikoreksi, peneliti menyimpan file tersebut dalam format .txt untuk pemrosesan
lebih lanjut.
Selanjutnya, peranti lunak Concordance versi 3.2. digunakan menghitung
menyusun daftar kata-kata yang ada dalam file tersebut secara otomatis. Program
Concordance bisa digunakan untuk melakukan konkordansi, daftar kata, dan index
dari teks elektronik. Selain itu, program ini juga bisa digunakan untuk menghitung
frekuensi kata, menemukan frasa, lematisasi, dan melihat kolokasi kata. Program
ini bisa digunakan untuk berbagai jenis bahasa, khususnya yang menggunakan
tulisan latin. Dalam hal ini, bahasa Indonesia tentu bisa dianalisis dengan
menggunakan program ini.
Tabel 4.3 menyajikan daftar kosakata teknis akuntansi keuangan bahasa
Indonesia yang dihasilkan dari program Concordance. Akan tetapi, sama dengan
kosakata teknis akuntansi keuangan bahasa Inggris, yang disajikan di sini hanya
30 kosakata saja.
No. Kosakata
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Pos
4. Laba
5. Ekuitas
6. Peristiwa
7. Modal
8. Neraca
9. Rugi
10. Sewa
11. Transaksi
12. Pengeluaran
13. Pajak
14. Pinjaman
15. Saham
16. Saldo
17. Kinerja
18. Dividen
32
19. Garansi
20. Kreditor
21. Residual
22. Perseroan
23. Kurs
24. Bunga
25. Rabat
26. Valuta
27. Agregat
28. Konversi
29. Sekuritas
30. Penyusutan
Pembuatan Kamus Elektronik Bilingual
Langkah pertama untuk membuat kamus elektronik bilingual, sama dengan
pembuatan kamus bilingual pada umumnya, adalah menentukan ekuivalen atau
terjemahan dari setiap kata yang ada di bahasa sumber. Dalam hal ini, penulis
harus menentukan padanan bahasa Indonesia dari setiap lema bahasa Inggris.
Seperti yang disebutkan dalam sub-bab 4.1, terdapat 600 kosakata yang termasuk
dalam kosakata teknis akuntansi keuangan dalam bahasa Inggris. Ke enam ratus
kosakata ini dicari padanan atau ekuivalensinya dalam bahasa Indonesia dengan
menyelaraskannya dengan daftar kosakata yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan, yang dijelaskan dalam sub-bab 4.2. Salah satu contohnya
adalah kata liability dalam bahasa Inggris, memiliki padanan kata kewajiban
dalam bahasa Indonesia.
Oleh karena kosakata teknis tidak hanya berupa kata tunggal, melainkan
juga kata majemuk, peneliti melakukan perluasan dari lema yang ada.
Sebagaimana yang terlihat dalam sub-bab 4.1, hasil analisis peranti lunak Range
hanya menghasilkan daftar kata tunggal, bukan kata majemuk. Untuk
mendapatkan kata majemuk, peneliti membuka kembali file dalam format .doc
dan melakukan pencarian dari masing-masing kata dengan menggunakan menu
Edit dan tombol Find. Dengan menu dan tombol tersebut, peneliti bisa melihat
penggunaan dari masing-masing kosakata teknis. Dalam hal ini, jika ada suatu
kata yang sering muncul sebagai kata majemuk, maka kata majemuk tersebut akan
dimasukkan juga ke dalam kamus. Misalnya kata receivable yang termasuk dalam
kosakata teknis, ternyata cukup sering muncul dalam bentuk kata majemuk
account receivable. Oleh sebab itu, kata receivable dan juga kata account
receivable dimasukkan dalam kamus yang dibuat ini.
Setelah menentukan semua lema dan padanannya, langkah kedua adalah
memasukkan data ke dalam basis data, atau yang disebut juga langkah entri data.
Seluruh data tersebut dientri dengan menggunakan program Microsoft Access.
Program ini tersedia satu paket dengan program Microsoft Office lainnya, seperti
Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint.
Untuk memasukkan data ke Microsoft Access, pertama-tama, buka
program tersebut, lalu klik menu File dan tombol New. Kemudian tekan tombol
Blank Database, dan kita akan diminta untuk memasukkan nama basis data.
Dalam hal ini, basis data yang digunakan adalah my_dictio, selanjutnya tekan
tombol Create, maka jendela berikut ini akan muncul.
Dari jendela tersebut, klik ganda pada Create table in Design view, maka
akan muncul tampilan berikut ini:
Pada kolom Field Name, ketikkan Source_Language pada baris pertama
dan Target_Language pada baris kedua. Selanjutnya taruh kursor pada baris
pertama di kolom Data Type, maka akan muncul pulldown menu, lalu pilih Text.
Lakukan hal yang sama untuk baris keduanya. Tampilannya seharusnya seperti
berikut ini:
Satu hal yang perlu dimodifikasi lagi adalah Field Size. Ukuran standarnya
adalah 50 karakter. Dalam kamus ini, peneliti mengalokasikan 200 karakter
karena lema dan terjemahannya mungkin bisa cukup panjang. Dalam hal ini, baik
Source_Language maupuna Target_Language dialokasikan 200 karakter untuk
masing-masing baris.
Setelah itu, tabel ini bisa ditutup dan disimpan. Dalam hal ini, nama yang
dipilih untuk tabel tersebut adalah My_Dictio_Data_1. Pada saat jendela kembali
ke awal, kita akan bisa melihat ada ikon dengan nama My_Dictio_Data_1. Untuk
melakukan entri data, klik ganda ikon tersebut, maka akan terlihat dua kolom
dengan judul Source Language dan Target Language. Kita bisa mulai
memasukkan setiap lema di kolom pertama dan padanannya di kolom kedua. Hal
ini bisa dilakukan dengan sangat mudah, hanya perlu melakukan pengetikan biasa
saja. Akan tetapi, perlu waktu yang cukup lama untuk memasukkan lema yang
jumlahnya lebih dari 600 kata beserta padanannya.
Setelah semua data sudah dientri, peneliti mulai membuat peranti lunak
kamus dengan menggunakan program Visual Basic versi 6.0. Program ini
biasanya satu paket dengan Microsoft Visual Studio, dan sudah cukup banyak
tersedia di berbagai toko yang menjual peranti lunak, karena program ini sudah
masuk ke Indonesia sejak tahun 1998.
Pembuatan peranti lunak kamus ini diawali dengan membuka form di
program Visual Basic. Form ini diberi nama MyDictionary. Dari form tersebut,
basis data yang telah dibuat dalam MicroSoft Access dihubungkan dengan
menggunakan Adodc1. Akan tetapi tampilannya diatur ke False, artinya link ini
tidak akan terlihat setelah program dijalankan.
Dari form itu dibuat tiga buah label, yaitu Source Language, Target
Language, dan About Us. Di samping label Source Language, dimasukkan
TextBox yang berfungsi untuk mengetik bahasa sumber, yang dalam hal ini
adalah kata yang berbahasa Inggris. Di samping label Target Language,
dimasukkan TextBox juga, namun untuk mengetik atau melihat ekuivalen dari
kata yang diketik dalam TextBox di samping Source Language. Dalam hal ini,
akan terlihat terjemahan atau ekuivalen bahasa Indonesia dari kata bahasa Inggris
yang dimasukkan.
Label yang terakhir, yaitu label About Us berisi informasi mengenai
penyusun program ini, proyek pendukungnya, dan email untuk komunikasi lebih
lanjut. Tampilannya adalah sebagai berikut:
Dari tampilan di atas, terlihat bahwa program ini dibuat oleh tiga orang.
Deny A. Kwary sebagai penyusun konsep dari kamus tersebut. Lastiko Endi
sebagai penanggung jawab untuk entri data; dan, Reviyanti Sri Andhini sebagai
programmer yang menyempurnakan bahasa pemrograman untuk menjalankan
kamus ini dengan baik.
Elemen-elemen lainnya Bahasa pemrograman yang ada dalam form ini
adalah Command Label Find, Command Label Clear, Picture Box, Command
Label Add, Command Label Update, dan Command Label Delete.
Command Label Find berfungsi untuk menampilkan ekuivalen dari kata
yang diketik di TextBox Source Language. Command Label ini sebenarnya tidak
selalu harus diklik, karena fungsinya sama dengan menekan tombol Enter setelah
mengetikkan suatu kata di TextBox Source Language.
Comman Label Clear berfungsi untuk menghapus (dalam arti
membersihkan) kata-kata yang sudah ditampilkan di TextBox Source Language
and TextBox Target Language. Tombol ini diklik setelah melihat hasil terjemahan
dari suatu kata yang sudah diketik, dan sebelum mengetik kata selanjutnya.
Picture Box berfungsi untuk menampilan posisi kata yang dicari, dalam
basis data, serta beberapa kata sebelum dan sesudahnya. Hal ini berguna untuk
menunjukkan beberapa kata yang mungkin terkait dengan yang sedang dicari.
Misalnya, dengan mengetik kata Account pada TextBox Source Language, dan
menekan enter atau tombol Command Label Find, akan terlihat padanan bahasa
Indonesianya di TextBox Target Language, dan juga akan terlihat daftar terdekat
yang memuat kata Account tersebut pada Picture Box. Dengan kata lain, akan
terlihat kata-kata seperti Accounting, Account Payable, Account Receivable, dan
lain-lain, beserta padanannya masing-masing, sehingga mudah dirujuk.
Ketiga tombol selanjutnya, yaitu Command Label Add, Command Label
Update, dan Command Label Delete, dibahas dalam Sub-Bab selanjutnya karena
ketiga tombol ini berkaitan dengan pengembangan peranti lunak kamus ini lebih
lanjut oleh masing-masing pemakai.
Secara rinci, bahasa pemrograman yang ada dalam form MyDictionary ini
adalah sebagai berikut:
Dim eng, ind, StrSql As String
Private Sub cmdAdd_Click()
AddData
End Sub
Private Sub CmdClear_Click()
ClearData
End Sub
Private Sub CmdDelete_Click()
DeleteData
End Sub
Private Sub CmdFind_Click()
FindData (1)
End Sub
Private Sub CmdUpdate_Click()
UpdateData
End Sub
Private Sub ClearData()
txtSourceLanguage.Text = ""
txtTargetLanguage.Text = ""
txtSourceLanguage.SetFocus
End Sub
Private Sub FindData(ByVal Col As Integer)
If Col = 1 Then
StrSql = "select * from my_dictio_data_1 where Source_Language like '" &
txtSourceLanguage.Text & "%' order by Source_Language"
Adodc1.RecordSource = StrSql
Adodc1.Refresh
Else
StrSql = "select * from my_dictio_data_1 where Target_Language like '%" &
txtTargetLanguage.Text & "%' order by Target_Language"
Adodc1.RecordSource = StrSql
Adodc1.Refresh
End If
If Adodc1.Recordset.RecordCount <> 0 Then
40
txtSourceLanguage.Text = Adodc1.Recordset!Source_Language
txtTargetLanguage.Text = Adodc1.Recordset!Target_Language
Else
MsgBox "Record Not Found", vbInformation, "My Dictionary"
End If
End Sub
Private Sub ChooseData()
With Adodc1
txtSourceLanguage.Text = .Recordset!Source_Language
txtTargetLanguage.Text = .Recordset!Target_Language
End With
End Sub
Private Sub DGwords_DblClick()
ChooseData
End Sub
Private Sub lblAbout_Click(Index As Integer)
AboutUs.Show vbModal
End Sub
Private Sub txtSourceLanguage_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
FindData (1)
End If
End Sub
Private Sub AddData()
CekData
If Adodc1.Recordset.RecordCount = 0 Then
With Adodc1
.Refresh
.Recordset.AddNew
.Recordset!Source_Language = txtSourceLanguage.Text
.Recordset!Target_Language = txtTargetLanguage.Text
eng = txtSourceLanguage.Text
ind = txtTargetLanguage.Text
.Recordset.Update
MsgBox "Data Added", vbInformation, "My Dictionary"
.Refresh
End With
Else
MsgBox "Word already exist", vbExclamation, "My Dictionary"
Exit Sub
End If
End Sub
Private Sub CekData()
Adodc1.Recordset.Filter = "Source_Language='" & txtSourceLanguage.Text & "'"
End Sub
Private Sub UpdateData()
With Adodc1
.Recordset!Source_Language = txtSourceLanguage.Text
.Recordset!Target_Language = txtTargetLanguage.Text
eng = txtSourceLanguage.Text
ind = txtTargetLanguage.Text
.Recordset.Update
End With
MsgBox "Data Updated", vbInformation, "My Dictionary"
Adodc1.Refresh
End Sub
Private Sub DeleteData()
PS = MsgBox("Are You Sure Delete this word ?", vbYesNo + vbQuestion, "Registrasi")
If PS = vbYes Then
With Adodc1
.Recordset.Delete
.Recordset.Update
End With
MsgBox "Data Deleted", vbInformation, "My Dictionary"
Adodc1.Refresh
ClearData
Else
Exit Sub
End If
End Sub
Private Sub txtTargetLanguage_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
FindData (2)
End If
End Sub
Setelah semua pemrograman di atas selesai dilaksanakan, file .exe bisa
dibuat secara otomatis melalui program Visual Basic tersebut. Caranya adalah
dengan memilih menu File kemudian tombol Make ProjDictionaty.exe. Dengan
demikian, untuk mendistribusikan kamus elektronik ini ke siapa pun yang
membutuhkannya, hanya dua file yang perlu disalin, yaitu file Application dan
basis data. Dalam hal ini, file yang berjudul ProjDictionary sebagai Application
dan my_dictio sebagai basis data. Akan tetapi, untuk membuka kamus elektronik
ini, hanya file Application saja yang perlu diklik ganda.
Tampilan dari kamus elektronik ini adalah sebagai berikut
Untuk menemukan terjemahan dari suatu kata, kita perlu menempatkan
cursor di TextBox Source Language, kemudian mengetik kata yang ingin dicari
ekuivalennya. Dalam contoh di atas, kata yang diketikkan adalah share. Setelah
itu, kita bisa menekan tombol enter di keyboard atau mengarahkan mouse ke tanda
find (ikon kaca pembesar, di samping kotak tersebut) dan mengekliknya, maka
ekuivalennya akan muncuk di TextBox Target Language. Selain itu, Picture Box
(kotak yang besar) akan menampilkan semua kata yang berawalan kata share,
sehingga di sini kita melihat kata share dan shareholder beserta ekuivalennya
masing-masing. Untuk mencari ekuivalen selanjutnya, tekan tombol C (Clear) dan
ulangi langkah di atas.
Pengembangan Kamus Elektronik Bilingual
Kosakata berkembang sangat pesat. Kamus yang dipublikasikan pada tahun 2007,
belum tentu mencakup semua kata yang ada dalam suatu artikel yang kita baca
pada tahun yang sama. Hal ini jelas karena kamus yang dipublikasikan pada tahun
2007 tentu hanya mencakup kata-kata yang berhasil dihimpun hingga tahun 2005
atau maksimum tahun 2006, padahal di tahun 2007 terdapat banyak kata-kata baru
yang muncul. Hal ini tidak hanya terjadi dalam bahasa Inggris atau bahasa
Indonesia, tetapi juga di semua bahasa.
Thiel (1973: 379) menemukan bahwa dalam suatu korpus yang terdiri atas
1331 nomina majemuk dari suatu majalah berbahasa Jerman, yaitu Die Zeit, edisi
tahun 1970, hanya 37,9 persen yang terdaftar di kamus-kamus bahasa Jerman
yang ada pada saat itu, sedangkan 62,1 persen di antaranya tidak bisa ditemukan
dalam kamus manapun pada saat itu.
Inti dari hal di atas adalah perlunya pembaruan kata-kata yang ada di
dalam kamus. Hal ini tentu sulit dilakukan, atau bahkan tidak dapat dilakukan,
pada kamus tercetak. Kata-kata baru mungkin hanya bisa ditulis di halaman yang
sama di dalam suatu kamus, namun tidak bisa disisipkan antar entri. Di lain pihak,
hal ini bisa seharusnya dilakukan dengan mudah untuk kamus elektronik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Bab 2, terdapat dua kamus
elektronik Inggris – Indonesia yang cukup luas beredar hingga saat ini. Kamus
pertama, Linguist 1.0 tidak memiliki fasilitas untuk menambah entri dengan
mudah. Programer mungkin bisa melakukan penambahan entri dengan
memodifikasi basis data yang berformat .txt. Namun, tentu seorang guru bahasa
Inggris atau orang yang awam dengan pemrograman komputer, tidak akan bisa
melakukannya. Kamus kedua, Indict, sebenarnya memiliki fasilitas untuk
menambahkan entri dengan cukup mudah, yaitu dengan mengeklik File dan
pilihan Propose New Entry. Akan tetapi, program ini belum berjalan dengan baik.
Peneliti pernah melakukan penambahan entri, namun pertanyaan mengenai
konfirmasi entri baru tersebut masih sering muncul pada saat kamus ini dibuka.
Hal ini tentu mengganggu proses untuk menggunakan kamus elektronik ini.
Pada kamus elektronik Inggris-Indonesia yang disusun dalam penelitian
ini, peneliti menyediakan tiga buah tombol yang memungkinkan penambahan,
pengeditan, dan penghapusan entri, dengan mudah. Ketiga tombol ini adalah
Command Label Add, Command Label Update, dan Command Label Delete.
Pada saat kamus elektronik ini dijalankan, ketiga tombol ini bisa dilihat di bagian
kanan bawah, sejajar secara horisontal, seperti pada tampilan berikut ini.
Command Label Add (ikon yang paling kiri dari tiga urutan ikon di
sebelah kanan bawah) digunakan untuk menambahkan entri ke dalam kamus.
Untuk melakukan penambahan tersebut, kita hanya perlu menempatkan kursor di
TextBox Source Language dan mengetikkan kata yang ingin dimasukkan.
Selanjutnya, tekan Tab atau pindahkan kursor ke TextBox Target Language, dan
ketikkan ekuivalen dari kata tersebut. Setelah itu, klik ikon Add an Entry, maka
kata tersebut dan ekuivalennya akan secara otomatis masuk ke basis data.
Tombol selanjutnya, yang berada di tengah, adalah Command Label
Update. Tombol ini digunakan untuk mengedit suatu kata dan/atau ekuivalennya
yang sudah masuk ke dalam basis data. Hal ini perlu dilakukan karena ekuivalen
dari suatu kata bisa berubah sepanjang waktu. Misalnya, dari pengalaman peneliti
sebagai penerjemah di PT Salemba Empat, ekuivalen kata hardware pernah
diterjemahkan sebagai ‘perangkat lunak’ pada tahun 2004, kemudian ‘hardware’
pada tahun 2005, sedangkan untuk buku terjemahan yang diterbitkan mulai tahun
2006, digunakan kata ‘peranti lunak.’ Contoh yang lebih ekstrim adalah kata
Master of Arts yang dalam kamus Inggris – Indonesia karangan Echols dan
Shadily diterjemahkan ‘sarjana’. Terjemahan ini tentu tidak berterima untuk
situasi saat ini. Padanan yang lebih tepat adalah ‘magister’. Hal-hal ini
menunjukkan perlunya penyuntingan terhadap ekuivalen dari kata yang
dimasukkan ke dalam kamus.
Untuk menyunting suatu kata, klik pada kolom kecil di samping kata
tersebut, kemudian ketikkan kembali kata tersebut di TextBox Source Language.
Selanjutnya, ketikkan ekuivalennya (yang baru) di TextBox Target Language.
Setelah itu, klik tombol Update an Entry, maka kata tersebut akan otomatis
dimasukkan ke basis data sesuai dengan ekuivalen yang baru, sedangkan
ekuivalen yang lama akan otomatis terhapus.
Tombol yang terakhir, yang paling kanan, adalah Command Label Delete.
Tombol ini berguna untuk menghapus suatu kata beserta ekuivalennya dari basis
data. Hal ini bisa dilakukan jika pemakai menganggap kata tersebut sudah tidak
perlu lagi berada di dalam basis data. Untuk menghapus suatu kata beserta
ekuivalennya, klik pada kolom kecil di samping kata tersebut, kemudian klik
Delete an Entry, maka kata tersebut akan langsung terhapus dari basis data.
Dengan berbagai fungsi tersebut, peranti lunak ini diharapkan bisa
memberikan manfaat optimal bagi para pemakainya, serta dapat dikembangkan
oleh masing-masing pemakai dengan mudah.
KESIMPULAN
Penentuan ekuivalen atau padanan dari suatu entri sebaiknya ditentukan
berdasarkan korpus, sehingga entri dan padanannya berasal dari penggunaan
aktualnya di bidang tersebut. Dalam bidang akuntansi keuangan, yang dibahas
dalam penelitian ini, dua korpus yang disusun, masing-masing berasal dari
Financial Accounting Standard (FAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Kedua korpus tersebut dipandang cukup mewakili untuk mendapatkan kosakata
teknis akuntansi keuangan karena merupakan standar yang wajib diterapkan
dalam pelaporan keuangan.
Dua peranti lunak komputer, Range dan Concordance, terbukti
memudahkan penentuan kosakata teknis dan penyusunan daftar kata yang akan
dimasukkan ke basis data untuk kamus elektronik bilingual Akuntansi Keuangan.
Kosakata teknis yang berhasil diperoleh dari program Range adalah 600 kata. Dari
jumlah ini, masih diperluas lagi untuk mencakup kata majemuk. Dengan demikian
basis data dari kamus ini memiliki lebih dari 600 entri. Basis data untuk kamus ini
disusun dengan menggunakan program Microsoft Access, sedangkan peranti
lunak dari kamus elektronik ini dibuat dengan menggunakan program Visual
Basic 6.0.
Kamus elektronik akuntansi keuangan yang dihasilkan tidak hanya
berfungsi untuk mencari padanan dari suatu kata. Akan tetapi, kamus ini juga
memiliki ciri khusus yang memungkinkannya untuk dikembangkan secara
individual oleh masing-masing pemakai, tanpa perlu mengetahui pemrograman
komputer. Dengan demikian, peranti lunak yang dihasilkan ini tidak hanya
bersifat freeware (boleh disalin oleh siapa saja tanpa harus membayar biaya
royalti), namun juga bersifat user-friendly (mudah digunakan oleh siapa pun).
Basis data yang menyertai kamus ini berisi terminologi akuntansi keuangan. Akan
tetapi, dengan sifat user-friendly dari peranti lunak ini, pemakai bisa saja dengan
mudah mengganti basis data tersebut dengan istilah-istilah dari bidang-bidang
ilmu yang lain.
SUMBER:
http://www.kwary.net/about/Kwary_Laporan%20A2%202007_kamus.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)